Minggu, 20 Oktober 2013

MENGIDENTIFIKASI PARAMETER KUALITAS AIR Oleh: AFRIJONI SPT (Uraian Materi DKK1 kelas X Agribisnis Perikanan)



MENGIDENTIFIKASI PARAMETER KUALITAS AIR
Oleh: AFRIJONI SPT
(Uraian Materi DKK1 kelas X Agribisnis Perikanan)

Air sebagai media tempat hidup biota budidaya air tawar, harus memenuhi persyaratan kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu). Suplai air yang cukup belum menjamin keberhasilan dalam budidaya bila pengelolaan air selama pemeliharaan tidak memadai. Salah satu pekerjaan yang penting dalam pengelolaan air adalah mengidentifikasi parameter kualitas air. Sasaran dari pengelolaan air adalah terjaminnya mutu air yang memenuhi syarat bagi kehidupan dan pertumbuhan biota budidaya selama periode pemeliharaan.
Sebelum kita membicarakan lebih jauh tentang mengidentifikasi parameter kualitas air ada baiknya kita pelajari tentang faktor yang menentukan keberhasilan kita dalam melaksanakan budidaya air tawar terutama yang berkaitan dengan kualitas air.

FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN BUDIDAYA AIR TAWAR:
A.  Faktor Teknis, meliputi:
1.   Volume  air
2.   Kedalaman air.
3.   Dasar perairan
4.   Luas perairan
5.   Arus air
6.   Tingkat kesuburan
7.   Bangunan kolam
B.  Faktor Kualitas Air, meliputi
1.   Kandungan oksigen
2.   Karbondioksida
3.   Suhu
4.   pH air
5.   Kecerahan
6.   Kesadahan
7.   Kandungan amonia dan nitrit
C.  Faktor Sosial Ekonomi
1.   Pemilihan lokasi
2.   Ketersediaan tenaga kerja
3.   Sarana transfotasi dan komunikasi
4.   Ketersediaan alat dan bahan
5.   Adanya permintaan konsumen dan tersedianya pasar
6.   Faktor keamanan
7.   Dukungan, baik dari pemerintah, masyarakat dan perbankan.

3 UNSUR POKOK YANG MENUNJANG KEHIDUPAN BIOTA AIR
A.  UNSUR FISIKA, meliputi:1.Suhu
                                          2. Kecerahan
                                          3. Cahaya.
                                          4. Kesadahan
                                          5. Berat Jenis
     B. UNSUR KIMIA, meliputi: 1. pH
                                                   2. Kadar Oksigen terlarut
                                                   3. kandungan Karbondioksida bebas
     C. UNSUR BIOLOGI, meliputi:
         Produsen: -     Tanaman berakar
-      Fitoplankton
-      Alga
-      Ganggang diatom (Baccillariaceae)
-      Ganggang hijau (Chlorophyta)
-      Ganggang biru-hijau (Cyanophyta)
          Konsumen: -   Binatang bentik
-      Zooplankton
-      Nekton
-      Vertebrata air
         Pengurai: Mikroorganisme pengurai di air dan di dasar perairan

                        
FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS AIR
1.   Padat Penebaran ikan
2.   Pemberian pakan yang berlebihan
3.   Menumpuknya bahan organik
4.   Pengelolaan dasar sebelum penebaran
5.   Pengelolaan air
6.   Kondisi air sumber (sumur, sungai, danau atau waduk)
7.   Perubahan cuaca

DAMPAK KUALITAS AIR JELEK TERHADAP BIOTA BUDIDAYA:
1.   Pertumbuhan ikan dan biota air lainnya terganggu.
2.   Tingkat kematian tinggi.
3.   Keracunan biota air
4.   Ikan mudah diserang penyakit



Tabel 1. Kriteria Kualitas Air untuk Budidaya Ikan
PARAMETER
NILAI BATAS
Suhu
pH
Oksigen Terlarut
Karbondioksida
Amonia
Nitrit
Kecerahan
Total Padatan Terlarut

20 – 30 oC
6 – 9
Minimal 3 mg/Liter
Maksimal 15 mg/Liter
Maksimal 0,016 mg/Liter
Maksimal 0,2 mg/Liter
Diatas 45 cm
Maksimal 2000 mg/Liter
Sumber: Kordi, G (2010) Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar

Sedangkan kualitas air optimal untuk beberapa jenis ikan air tawar dapat dilihat pada tebel 2.

Tabel 2. Kualitas Air Optimal untuk beberapa Ikan Air Tawar
Nama Ikan
Nama Latin
pH
SUHU (oC)
Oksigen (ppm)
Salinitas (ppm)
Mas
Gurami
Tawes
Sepat Siam
Tambakan
Lele
Lele Dumbo
Nila
Mujair
Mola
Jelawat
Bawal Air Tawar
Betutu
Gabus
Betok
Jambal/Patin
Jambal siam
Nilem
Karper rumput
Udang Galah
Cyprinus Carpio
Osphronemus Gouramy
Barbodes Gonionotus
Trichogaster pectoralis
Helostoma temmincki
Claries batrachus
Claries gariepinos
Oreochromis niloticus
Oreochromis mossambicus
Hypopthalmichthya molitrix
Leptobarbus hoevenii
Collossoma macropomumnabas Oxyyeleotris marmorata
Channa striatus
Anabas testudineus
Pangasius sp
Pangasius sutchi
Ostachillus hasselti
Otenopharyngodon idellus
Macrobrachium rosenbergii

7-8
6,5-9
6,5-9
6,5-9
6,5-9
6,5-9
6,5-9
7-9
7-9
7-8
7-8
7-8
7-8
6,5-9
6,5-9
7-8
7-8
7-8
7-8
7-8
20-25
25-33
25-32
25-33
25-33
25-30
25-30
25-33
25-33
25-33
25-30
25-30
25-32
25-33
25-33
25-32
25-32
25-32
25-30
25-27
5-6
3-4
5-6
3-4
3-4
3-4
3-4
5-6
5-6
5-6
4-6
4-6
3-5
3-4
3-4
5-6
5-6
5-6
5-6
5-7
0
0
0
0
0
0
0-30
0-30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber: Kordi, G (2010) Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar




ANALISA KANDUNGAN OKSIGEN TERLARUT (DO/Disolve Oxygen)

Merupakan faktor penting bagi kehidupan mikro dan makro organisme akuatik. Karena diperlukan untuk proses pernafasan, oksigen dalam suatu perairan berasal dari difusi langsung dari udara. Hujan yang jatuh dalam air ataupun dari proses asimilasi tumbuh – tumbuhan berklorofil. Oksigen juga sangat diperlukan oleh biota air untuk beraktiitas seperti berenang, bertumbuh dan berproduksi.

Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kualitas air . Oksigen terlarut akan langsung berpengaruh pada kemampuan organisme untuk bertahan di perairan tercemar. Pada perairan yang jenuh biasanya mengandung oksigen dalam rentang 8-15 mg/l. Tergantung pada salinitas dan tempertur bagi organisme – organisme akuatik biasanya membutuhkan dengan konsentrasi 4-10  ppm untuk dapat hidup secara normal. Laju respirasi terlihat tetap pada batas kelarutan oksigen 3-4 ppm pada suhu 20-30 oC.

Suhu sangat berpengaruh terhadap kadar oksigen. Oksigen berbanding terbalik dengan suhu. Bila suhu perairan tinggi maka kelarutan oksigen juga berkurang.

Salah satu alat yang sering digunakan dalam menentukan kadar oksigen terlarut secara elektometris adalah Aquamate Test. Alat ini juga dapat digunakan untuk menentukan suhu, pH dan kekeruhan.
Langkah kerja analisa oksigen terlarut dengan Aquamate Test adalah sebagai berikut:
1.   Siapkan alat sensor dan hubungkan ujung konektor ke badan Aquamate test yang telah tersedia. Ujung Aquamate tidak perlu dilepaskan dengan badan Aquamate test.
2.   Pasanglah pelindung elektroda pada sensor Aquamate test.
3.   Isilah salah satu tabung test (test tube) dengan air bersih lalu ditutup dengan karet penutup dan pasangkan pada lubang tabung test yang ada pada badan Aquamate test. Pasang juga tabung tes yang lain pada klip sensor untukmengatur kalibrasi alat.
4.   Untuk pengkalibrasian, isilah elektroda dengan cairan elektroda dengan menggunakan pipet tetes hingga cairan tersebut nampak cembung di ujung elektroda, lalu pasang kembali DO membran secara hati-hati dan perhatikan jangan ada gelembung udara pada lead elektroda. Bila 40 menit membran reaksinya masih lambat, gantilah DO membran dengan yang baru.
5.   Putarlah swicth DO dan atur knop kalibrasi DO hingga menunjukan tanda 21 %.
6.   Masukkan alat Aquamate test ke dalam air yang akan diukur. Alat dapat dioperasikan dengan memutar DO meter. Penentuan DO lebih tepat bila arus air tidak lebih 30 cm/detik
ANALISA DERAJAT KEASAMAN (pH)

Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH. pH singkatan dari puissance negatif de H. Derajat keasaman air menunjukan aktifitas hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter).

pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam tidak bagus bahkan dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi) kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Sebagai akibatnya, konsumsi oksigen menurun, aktifitas pernapasan naik dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa (pH tinggi). Nilai pH juga sangat mempengaruhi proses biokimia perairan, misalnya proses nitrifikasi (perobakan unsur Nitrigen) akan berakhir jika pH rendah. pH yang rendah, maka kandungan mineral lain juga akan rendah.

Sebagian biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7 - 8,5. Sedangkan nilai pH banyak perairan berkisar antara 4 sampai 9.

Pengukuran pH umumnya dilakukan dengan kertas pH (kertas lakmus) atau pH water tester. Alat lain yang dapat digunakan adalah Aquamate Test atau pH-meter.

Bila pengukuran pH menggunakan pH meter, maka langkah kerjanya sebagai berikut:
1.   Tekan power switch ke posisi on. Tekan pula tombol batere ke posisi batt. Dalam keadaan demikian jarum harus berada pada posisi batt-G (pada skala) yang berwarna merah. Jika tidak, batere harus diganti.
2.   Setelah pengecekan batere, tombol cek/kontrolnya harus dikembalikan ke posisi meas (ada di dalam alat).
3.   Bukan penutup elektroda, lalu elektroda tersebut dicuci dengan air mengalir, kemudian bilas dengan kertas tissu atau kain bersih.
4.   Sambungkan larutan standar pH 7 ke dalam wadah. Ukur temperaturnya, kemudian putar pengatur temperatus sesuai dengan temperatur larutan (pengatur terdapat pada body)
5.   Tuangkan larutan/celupkan ke dalam larutan pH 7 kemudian tempatkan jarum penunjuk pada body sesuai dengan nilai pH yang terdapat dalam tabel hubugan dengan temperatur pH.
6.   Angkat elektroda dari larutan pH 7, lalu cuci dengan air bersih dan dilap hingga kering.
7.   Ulangi pekerjaan di atas pada larutan pH lain.

Alat sederhana pengukur pH adalah dengan menggunakan kertas pH (kertas lakmus), langkah kerjanya sebagai berikut:
1.   Siapkan air yang akan diukur pHnya.
2.   Celupkan kertas pH ke dalam air yang akan diukur pHnya sampai terjadi perubahan warna pada kertas pH.
3.   Bandingkan atau cocokkan warna kertas lakmus yang telah dicelupkan ke dalam air dengan daftar warna pH yang telah disediakan. Warna merah berada pada pH asam dan biru pada pH basa.


MENGUKUR SUHU

Suhu perairan dipengaruhi oleh:
1.   Musim
2.   Letak (lintang)
3.   Ketinggian dari permukaan laut
4.   Waktu dalam hari
5.   Sirkulasi udara
6.   Penutupan awan
7.   Aliran
8.   Kedalaman air

Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan biota air. Suhu mempengaruhi aktifitas metabolisme organisme dan penyebaran mikroorganisme di perairan. Suhu juga mempengaruhi distribusi mineral dalam air, juga mempengaruhi kekentalan air.

Perubahan suhu yang terlalu dratis dapat mematikan biota air karena terjadi perubahan daya angkut darah dalam tubuh biota. Suhu berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam air dan konsumsi oksigen hewan air. Suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarut dan berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air dan laju reaksi kimia dalam air. Artinya semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju metabolisme tubuh biota air juga makin tinggi konsumsinya.

Kisaran suhu optimal untuk kehidupan ikan di perairan tropis adalah 28 – 32 oC. Pada suhu 28 – 32 oC konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g berat badan per jam.
Suhu dibawah 25 oC konsumsi oksigen mencapai 1,2 mg/g berat badan per jam.
Suhu 18 – 25 oC ikan masih bertahan hidup tetapi napsu makannya menurun.
Suhu 12 – 18 oC mulai berbahaya bagi ikan.
Suhu di bawah 12 o C ikan bisa mati kedinginan.
Ikan bisa hidup normal pada suhu 30 – 35 oC.
Penggantian atau percampuran air merupakan salah cara untuk yang dapat dilakukan untuk mengurangi pegaruh suhu air yang tinggi.
Pengukuran air dapat dilakukan dengan menggunakan alat Aquamate Test dan thermometer. Menggunakan Aquamate test dilakukan dengan pengambilan sampel air dari beberapa titik. Cara pengambilan sampel air untuk dianalisa adalah sebagai berikut:
1.   Siapkan wadah dari botol plastik yang tertutup. Bisa digunakan bekal botol aqua. Tutup botol diberi lubang sedikit untuk pemasukan air.
2.   Masukkan botol tersubut tersebut ke dalam dasar perairan atau kolam dengan diberi batu pemberat yang telah diikat dengan tali. Batu pemberat dan botol dimasukkan bersamaan. Pengambilan sampel bagian tengah kolam dibantu dengan kayu (seperti orang memancing).
3.   Setelah botol penuh segera diangkat dan segera pula dilakukan analisa agar sampel air tidak terkontaminasi dengan lingkungan.
4.   Lakukan analisa sampai 5 titik untuk keakuratan hasil. Misalnya di kolam analisa sampel diambil di tiap sisi dan tengah kolam.

Pengukuran suhu menggunakan thermometer bisa dilakukan langsung ke lokasi perairan. Analisa suhu pada bagian kolam dapat dilakukan dengan langkah kerjanya sebagai berikut:
1.   Thermometer diikat dengan tali dengan diberi batu pemberat.
2.   Masukkan thermometer ke dalam dasar kolam.
3.   Biarkan thermometer terbenam di bagian dasar kolam selama 5 menit.
4.   Angkat thermometer segera lihat angka yang ditunjukan pada thermometer. Melihat angka yang ditunjukan thermometer sebaiknya thermometer masih berada di dalam air.
5.   Lakukan pengukuran sampai 5 titik. Misalnya di kolam, analisa sampel diambil di tiap sisi kolam dan di tengah kolam.


MENGANALISA KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA (CO2)

Karbondioksida (CO2) atau biasa disebut asam arang sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada umumnya perairan alami mengandung karbodioksida sebesar 2 mg/liter. Kandungan karbondioksida 5 mg/liter masih dapat ditoleransi oleh hewan air. Kandungan karbondioksida lebih dari 10 mg/liter dapat menjadi racun karena keberadaanya dalam darah dapat menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin.

Karbondioksida merupakan gas yang dibuthkan oleh tumbuh-tumbuhan air renik maupun tumbuhan tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis.

Keberadaan karbondioksida yang mudah larut menyaingi oksigen maka kandungan karbondioksida yang tinggi akan memacu ikan untuk bernapas lebih banyak dan membutuhkan energi yang banyak dan mengurangi keaktifan untuk makan, artinya tingginya kandungan karbondioksida mengakibatkan turunnya selera makan ikan.

Kandungan karbondioksida berbanding terbalik dengan oksigen, artinya bila terjadi peningkatan kandungan karbondioksida maka kadar oksigen dalam air menurun. Pada siang hari terjadi fotosintesis dalam air membutuhkan karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Dengan demikian pada siang hari terjadi kandungan oksigen lebih banyak dan kandungan karbondioksida berkurang. Sebaliknya pada malam hari kandungan oksigen berkurang sedangkan kandungan karbondioksida menjadi meningkat.

Cara mengukur kandungan karbondioksida adalah dengan metoda titrasi yaitu Tetra Test  CO2. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1.   Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut.
2.   Isilah masing-masing 20 ml air yang akan diukur ke dalam 2 tabung reaksi.
3.   Tempatkan tabung reaksi yang telah diisi dengan air yang akan diukur secara berdekatan. Tabung pertama dijadikan objek pengontrol, sedangkan tabung kedua sebagai bahan pengontrolan.
4.   Kocok reagent 1 dan tambahkan 5 tetes ke dalam tabung kedua.
5.   Tambahkan reagent 2 dengan meneteskan setetes demi setetes sambil dikocok hingga warna air menjadi pink. Hitung jumlah tetesan yang ditambahkan.
6.   Konsentrasi (kandungan CO2) dapat diketahui dengan mengalikan jumlah tetesan reagent 2 dengan angka 2. Satuan kadar dihitung dengan mg/liter. Misalnya jumlah tetesan reagent 2 adalah 5 tetes, maka kandung karbondioksida dapat dihitung 5 x 2 = 10 mg/liter.


MENGUKUR KECERAHAN AIR

Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan persen (%). Kecerahan air dipengauruhi oleh:
1.   Benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur.
2.   Adanya jasad renik (plankton)
3.   Warna air

Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh dan yang paling keruh.

Kekeruhan yang paling baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad renik atau plankton. Bila kekeruhan disebabkan oleh plankton, maka kekeruhan mencerminkan jumlah individu plankton yaitu jasad renik yang melayang dan selalu mengikuti gerak air. Kekeruhan karena suspensi koloid tanah/lumpur, lebih-lebih hidroksida besi sangat berbahaya bagi biota budidaya karena partikel tersebut dapat menempel  pada insang sehingga ikan sangat terganggu.

Kecerahan yang baik bagi usaha budidaya ikan adalah 30-40 cm yang diukur menggunakan pinggan secchi. Bila kecerahan sudah mencapai kedalaman kurang dari 25 cm, pergantian air sebaiknya dilakukan sebelum fitoplankton mati berurutan yang diikuti dengan penurunan oksigen terlarut.

Kekeruhan dapat diukur dengan Nephelometer, Aquamate Test dan menggunakan keping secchi (secchi disk) yang sekaligus juga untuk mengukur kecerahan air.

Pengukuran kekeruhan dan kecerahan ini bisa juga dilakukan dengan menggunakan talapak tangan. Langkah kerjanya sebagai berikut:
1.   Celumkan tangan ke dalam air dengan telapak tangan menghadap ke atas.
2.   Ukur sampai kedalaman berapa cm masih terlihat telapak.
3.   Bila kedalaman 25 cm tidak terlihat lagi artinya air terlalu keruh tidak bagus untuk pemeliharaan ikan.
4.   Bila kedalaman 30-40  cm telapak tangan  masih terlihat artinya air bagus dijadikan tempat pemeliharaan ikan. 


MENGANALISA  AMONIA

Amonia dalam perairan dihasilkan dari:
1.   Fases ikan
2.   Pakan yang tidak dimakan ikan
3.   Pelapukan bahan organik di perairan
Amonia di air terdiri dari molekul NH4 yang tidak beracun dan molkul NH3 yang beracun. Kandungan NH3 lebih banyak pada pH air yang tinggi, oleh sebab itu makin tinggi pH air maka racun amonia makin meningkat. Selain itu kandungan amonia dalam dipengaruhi juga oleh salinitas, kandungan oksigen dan suhu air.
Adanya amonia dalam air akan mempengaruhi pertumbuhan biota budidaya. Pengaruh langsung dari kadar aminia tinggi yang belum mematikan ialah rusaknya jaringan insang, dimana lempeng insang membengkak sehingga ungsinya sebagai alat pernapasan akan terganggu.
Mmonia-Selective, Metode gas khromatografi dan Metode titrasi. Pemilihan metode tergantung kandungan amonia pada air yang akan dianalisa.

Metode yang sering digukan adalah metode titrasi, yang sering digunakan pada kandungan amonia 5 ppm. Metode ini menggunakan bahan Tetra Test NH3, dengan langkah kerja sebagai berikut:
1.   Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut.
2.   Isi tabung test sampai dasar mencapai 5 ml/cc (temperatur air yang akan ditest harus 20-30 oC.
3.   Botol tabung harus dijaga agar tetap tegak. Tambahkan 14 tetes dari botol 1 pada tabung dan kocok dengan baik. Kemudian tambahkan lagi 7 tetes lagi dengan botol 2 (reagent 3 dan dikocok untuk terakhir)
4.   Tunggu sampai 20 menit (suhu kamar) dan cocokkan warnanya pada skala secara seksama. Perhatikan warna yang mendekati, kemudian bacalah pada daftar nilai/kadar amonia


MENGANALISA NITRIT

Nitrit (NH2) merapakan zat beracun terhadap ikan karena nitrit mengoksidari zat besi (Fe) di dalam haemeglobin (darah) sehingga penyerapan oksigen oleh darah berkurang. Gangguan nitrit dalam perairan disebabkan oleh perubahan terlalu cepat dari nitrit menjadi nitrat dan dari amonia menjadi nitrit.
Metode analisa kandungan nitrit adalah dengan metode titrasi dengan menggunakan Tetra Test NO2. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1.   Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut
2.   Isi air ke dalam tabung reaksi hingga volume 5 cc.
3.   Kocok dulu reagent 1, kemudian teteskan 7 tetes ke dalam tabung sambil dikocok secara  teratur.
4.   Setelah 10 detik tambahkan reagent 2 sambil dikocok. Dalam  waktu 2-5 menit warna air akan berubah menjadi warna tertentu sesuai dengan kandungan nitrit dari air yang sedang diukur.
5.   Bandingkan warna air dengan warna-warna yang  tertera pada dinding kemasan, kemudian akan deketahui nilai (kadar) nitrit dalam air.


MENGANALISA WARNA AIR

Warna yang timbul pada perairan disebabkan oleh beberapa fakor, yaitu:
1.   Hadirnya beberapa jenis plankton
2.   Larutan tersuspensi
3.   Dekomposisi bahan organik
4.   Pencemaran oleh bahan limbah

Warna hijau muda disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella keduanya termasuk jenis fitoplankton dari Chlorophyta (alga hijau). Terkadang juga disebakan oleh Chatomorpha dan Enteromorpha yang bentuknya seperti benang.

Warna hijau tua disebabkan oleh Cyanophyta (alga biru) yang dikenal dengan blue green algae. Jenis yang sering ditemukan adalah Mycrocystis, Spirulina, Oscillatoria dan Pharmidium. Warna hijau menandakan perairan banyak mengandung bahan organik. Warna hijau tua walaupun banyak mengadung bahan organik tetapi dikuatirkan ikan akan mudah terserang penyakit. Bahan organik bisa menjadi tempat bersarangnya bibit penyakit. Selain itu kandungan amonia dan hidrogen sulfida meningkat yang bisa mengakibatkan kematian massal pada ikan.

Warna kuning kecoklatan disebabkan oleh adanya fitoplankton jenis Chyssophyta. Banyak ditemukan Chaetoceros, Nitzchia, Gyrosigma dan Skleletoma atau biasa disebut diatom.

Warna hijau kecoklatan disebabkan diatom dari kelas Bacillariophyta dan beberapa fitiplankton lain. Berdasarkan pengalaman warna hijau kecoklatan sangat cocok untuk pembesaran udang. Air ini banyak mengandung fitoplankton sebagai bahan makanan zooplankton. Zooplankton merupakan bahan pakan lami yang disukai oleh benur udang.

Warna coklat kemerahan pada  air disebabkan oleh Peridinium dan Schizothrix calcicolla, jenis Phytoflagellata atau alga biru yang berbahaya karena beracun. Jenis Schizothrix calcocolla dapat mengeluarkan endotoksin yang menyebabkan penyakit hemocytic enteritis. Udang yang makan alga tersebut menderita kerusakan lapisan lendir-ephitel pada perut bagian tengah dan jaringan kelenjar perut.

Warna air keruh disebabkan oleh partikel tanah. Apabila jumlahnya terlalu banyak bisa mengganggu penglihatan ikan.

Ada 4 metode yang sering digunakan untuk menenukan warna air, yaitu:
1.   Cara perbandingan visual
2.   Spektrofotometri
3.   Tristimulus filter
4.   ADMI (American Dye Manufacturers Institut)
Metode komparansi visual sering digunakan di lapangan karena mudah. Metode komparansi visual mempunyai prinsip membandingkan warna air dari contoh dengan warna campuran dari larutan CoCl6 dan larutan KP1Cl6 

analisa kwalitas air, materi budidaya perikanan, air tawar


1 komentar: