MENGIDENTIFIKASI
PARAMETER KUALITAS AIR
Oleh: AFRIJONI
SPT
(Uraian Materi DKK1 kelas X Agribisnis
Perikanan)
Air sebagai media
tempat hidup biota budidaya air tawar, harus memenuhi persyaratan kuantitas
(jumlah) dan kualitas (mutu). Suplai air yang cukup belum menjamin keberhasilan
dalam budidaya bila pengelolaan air selama pemeliharaan tidak memadai. Salah
satu pekerjaan yang penting dalam pengelolaan air adalah mengidentifikasi
parameter kualitas air. Sasaran dari pengelolaan air adalah terjaminnya mutu
air yang memenuhi syarat bagi kehidupan dan pertumbuhan biota budidaya selama
periode pemeliharaan.
Sebelum kita
membicarakan lebih jauh tentang mengidentifikasi parameter kualitas air ada
baiknya kita pelajari tentang faktor yang menentukan keberhasilan kita dalam
melaksanakan budidaya air tawar terutama yang berkaitan dengan kualitas air.
FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN BUDIDAYA AIR TAWAR:
A.
Faktor Teknis, meliputi:
1. Volume air
2. Kedalaman
air.
3. Dasar
perairan
4. Luas
perairan
5. Arus
air
6. Tingkat
kesuburan
7. Bangunan
kolam
B.
Faktor Kualitas Air,
meliputi
1. Kandungan
oksigen
2. Karbondioksida
3. Suhu
4. pH
air
5. Kecerahan
6. Kesadahan
7. Kandungan
amonia dan nitrit
C.
Faktor Sosial Ekonomi
1. Pemilihan
lokasi
2. Ketersediaan
tenaga kerja
3. Sarana
transfotasi dan komunikasi
4. Ketersediaan
alat dan bahan
5. Adanya
permintaan konsumen dan tersedianya pasar
6. Faktor
keamanan
7.
Dukungan, baik dari
pemerintah, masyarakat dan perbankan.
3 UNSUR POKOK YANG MENUNJANG KEHIDUPAN BIOTA AIR
A. UNSUR FISIKA,
meliputi:1.Suhu
2. Kecerahan
3.
Cahaya.
4. Kesadahan
5.
Berat Jenis
B. UNSUR KIMIA, meliputi: 1. pH
2. Kadar Oksigen terlarut
3. kandungan Karbondioksida bebas
C. UNSUR BIOLOGI,
meliputi:
Produsen:
- Tanaman berakar
- Fitoplankton
- Alga
- Ganggang
diatom (Baccillariaceae)
- Ganggang
hijau (Chlorophyta)
- Ganggang
biru-hijau (Cyanophyta)
Konsumen:
- Binatang bentik
- Zooplankton
- Nekton
- Vertebrata
air
Pengurai: Mikroorganisme pengurai di
air dan di dasar perairan
FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA
KUALITAS AIR
1.
Padat Penebaran ikan
2.
Pemberian pakan yang
berlebihan
3.
Menumpuknya bahan organik
4.
Pengelolaan dasar sebelum
penebaran
5.
Pengelolaan air
6.
Kondisi air sumber (sumur,
sungai, danau atau waduk)
7.
Perubahan cuaca
DAMPAK KUALITAS AIR JELEK TERHADAP BIOTA BUDIDAYA:
1.
Pertumbuhan ikan dan biota
air lainnya terganggu.
2.
Tingkat kematian tinggi.
3.
Keracunan biota air
4.
Ikan mudah diserang penyakit
Tabel 1. Kriteria Kualitas Air untuk Budidaya Ikan
PARAMETER
|
NILAI BATAS
|
Suhu
pH
Oksigen Terlarut
Karbondioksida
Amonia
Nitrit
Kecerahan
Total Padatan Terlarut
|
20 – 30 oC
6 – 9
Minimal 3 mg/Liter
Maksimal 15 mg/Liter
Maksimal 0,016 mg/Liter
Maksimal 0,2 mg/Liter
Diatas 45 cm
Maksimal 2000 mg/Liter
|
Sumber: Kordi, G
(2010) Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar
Sedangkan kualitas
air optimal untuk beberapa jenis ikan air tawar dapat dilihat pada tebel 2.
Tabel 2. Kualitas Air
Optimal untuk beberapa Ikan Air Tawar
Nama Ikan
|
Nama Latin
|
pH
|
SUHU (oC)
|
Oksigen
(ppm)
|
Salinitas
(ppm)
|
Mas
Gurami
Tawes
Sepat Siam
Tambakan
Lele
Lele Dumbo
Nila
Mujair
Mola
Jelawat
Bawal
Air Tawar
Betutu
Gabus
Betok
Jambal/Patin
Jambal siam
Nilem
Karper rumput
Udang Galah
|
Cyprinus Carpio
Osphronemus Gouramy
Barbodes Gonionotus
Trichogaster pectoralis
Helostoma temmincki
Claries batrachus
Claries gariepinos
Oreochromis niloticus
Oreochromis mossambicus
Hypopthalmichthya molitrix
Leptobarbus hoevenii
Collossoma macropomumnabas Oxyyeleotris
marmorata
Channa striatus
Anabas testudineus
Pangasius sp
Pangasius sutchi
Ostachillus hasselti
Otenopharyngodon idellus
Macrobrachium rosenbergii
|
7-8
6,5-9
6,5-9
6,5-9
6,5-9
6,5-9
6,5-9
7-9
7-9
7-8
7-8
7-8
7-8
6,5-9
6,5-9
7-8
7-8
7-8
7-8
7-8
|
20-25
25-33
25-32
25-33
25-33
25-30
25-30
25-33
25-33
25-33
25-30
25-30
25-32
25-33
25-33
25-32
25-32
25-32
25-30
25-27
|
5-6
3-4
5-6
3-4
3-4
3-4
3-4
5-6
5-6
5-6
4-6
4-6
3-5
3-4
3-4
5-6
5-6
5-6
5-6
5-7
|
0
0
0
0
0
0
0-30
0-30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
Sumber: Kordi, G (2010) Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan
Air Tawar
ANALISA KANDUNGAN
OKSIGEN TERLARUT (DO/Disolve Oxygen)
Merupakan faktor penting bagi kehidupan mikro dan makro organisme akuatik.
Karena diperlukan untuk proses pernafasan, oksigen dalam suatu perairan berasal
dari difusi langsung dari udara. Hujan yang jatuh dalam air ataupun dari proses
asimilasi tumbuh – tumbuhan berklorofil. Oksigen juga sangat diperlukan oleh
biota air untuk beraktiitas seperti berenang, bertumbuh dan berproduksi.
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan
kualitas air . Oksigen terlarut akan langsung berpengaruh pada kemampuan organisme
untuk bertahan di perairan tercemar. Pada perairan yang jenuh biasanya
mengandung oksigen dalam rentang 8-15 mg/l. Tergantung pada salinitas dan
tempertur bagi organisme – organisme akuatik biasanya membutuhkan dengan
konsentrasi 4-10 ppm untuk dapat hidup
secara normal. Laju respirasi terlihat tetap pada batas kelarutan oksigen 3-4 ppm pada suhu 20-30 oC.
Suhu sangat berpengaruh terhadap kadar oksigen. Oksigen berbanding terbalik
dengan suhu. Bila suhu perairan tinggi maka kelarutan oksigen juga berkurang.
Salah satu alat yang sering digunakan dalam menentukan
kadar oksigen terlarut secara elektometris adalah Aquamate Test. Alat ini juga
dapat digunakan untuk menentukan suhu, pH dan kekeruhan.
Langkah kerja analisa oksigen terlarut dengan Aquamate
Test adalah sebagai berikut:
1. Siapkan
alat sensor dan hubungkan ujung konektor ke badan Aquamate test yang telah
tersedia. Ujung Aquamate tidak perlu dilepaskan dengan badan Aquamate test.
2. Pasanglah
pelindung elektroda pada sensor Aquamate test.
3. Isilah
salah satu tabung test (test tube) dengan air bersih lalu ditutup dengan karet
penutup dan pasangkan pada lubang tabung test yang ada pada badan Aquamate
test. Pasang juga tabung tes yang lain pada klip sensor untukmengatur kalibrasi
alat.
4. Untuk
pengkalibrasian, isilah elektroda dengan cairan elektroda dengan menggunakan
pipet tetes hingga cairan tersebut nampak cembung di ujung elektroda, lalu
pasang kembali DO membran secara hati-hati dan perhatikan jangan ada gelembung
udara pada lead elektroda. Bila 40 menit membran reaksinya masih lambat,
gantilah DO membran dengan yang baru.
5. Putarlah
swicth DO dan atur knop kalibrasi DO hingga menunjukan tanda 21 %.
6. Masukkan
alat Aquamate test ke dalam air yang akan diukur. Alat dapat dioperasikan
dengan memutar DO meter. Penentuan DO lebih tepat bila arus air tidak lebih 30
cm/detik
ANALISA DERAJAT
KEASAMAN (pH)
Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH. pH
singkatan dari puissance negatif de H. Derajat keasaman air menunjukan aktifitas
hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen
(dalam mol per liter).
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam tidak bagus bahkan dapat
membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi) kandungan
oksigen terlarut akan berkurang. Sebagai akibatnya, konsumsi oksigen menurun,
aktifitas pernapasan naik dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya
terjadi pada suasana basa (pH tinggi). Nilai pH juga sangat mempengaruhi proses
biokimia perairan, misalnya proses nitrifikasi (perobakan unsur Nitrigen) akan
berakhir jika pH rendah. pH yang rendah, maka kandungan mineral lain juga akan
rendah.
Sebagian biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai pH sekitar 7 - 8,5. Sedangkan nilai pH banyak perairan berkisar antara
4 sampai 9.
Pengukuran pH umumnya dilakukan dengan kertas pH (kertas
lakmus) atau pH water tester. Alat lain yang dapat digunakan adalah Aquamate
Test atau pH-meter.
Bila pengukuran pH menggunakan pH meter, maka langkah
kerjanya sebagai berikut:
1. Tekan
power switch ke posisi on. Tekan pula tombol batere ke posisi batt. Dalam
keadaan demikian jarum harus berada pada posisi batt-G (pada skala) yang
berwarna merah. Jika tidak, batere harus diganti.
2. Setelah
pengecekan batere, tombol cek/kontrolnya harus dikembalikan ke posisi meas (ada
di dalam alat).
3. Bukan
penutup elektroda, lalu elektroda tersebut dicuci dengan air mengalir, kemudian
bilas dengan kertas tissu atau kain bersih.
4. Sambungkan
larutan standar pH 7 ke dalam wadah. Ukur temperaturnya, kemudian putar
pengatur temperatus sesuai dengan temperatur larutan (pengatur terdapat pada
body)
5. Tuangkan
larutan/celupkan ke dalam larutan pH 7 kemudian tempatkan jarum penunjuk pada
body sesuai dengan nilai pH yang terdapat dalam tabel hubugan dengan temperatur
pH.
6. Angkat
elektroda dari larutan pH 7, lalu cuci dengan air bersih dan dilap hingga
kering.
7. Ulangi
pekerjaan di atas pada larutan pH lain.
Alat sederhana pengukur pH adalah dengan menggunakan
kertas pH (kertas lakmus), langkah kerjanya sebagai berikut:
1. Siapkan
air yang akan diukur pHnya.
2. Celupkan
kertas pH ke dalam air yang akan diukur pHnya sampai terjadi perubahan warna
pada kertas pH.
3. Bandingkan
atau cocokkan warna kertas lakmus yang telah dicelupkan ke dalam air dengan
daftar warna pH yang telah disediakan. Warna merah berada pada pH asam dan biru
pada pH basa.
MENGUKUR SUHU
Suhu perairan dipengaruhi oleh:
1. Musim
2. Letak
(lintang)
3. Ketinggian
dari permukaan laut
4. Waktu
dalam hari
5. Sirkulasi
udara
6. Penutupan
awan
7. Aliran
8. Kedalaman
air
Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan
pertumbuhan biota air. Suhu mempengaruhi aktifitas metabolisme organisme dan
penyebaran mikroorganisme di perairan. Suhu juga mempengaruhi distribusi
mineral dalam air, juga mempengaruhi kekentalan air.
Perubahan suhu yang terlalu dratis dapat mematikan biota
air karena terjadi perubahan daya angkut darah dalam tubuh biota. Suhu
berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam air dan konsumsi
oksigen hewan air. Suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi jenuh oksigen
terlarut dan berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air dan laju
reaksi kimia dalam air. Artinya semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju
metabolisme tubuh biota air juga makin tinggi konsumsinya.
Kisaran suhu optimal untuk kehidupan ikan di perairan
tropis adalah 28 – 32 oC. Pada suhu 28 – 32 oC konsumsi oksigen mencapai 2,2
mg/g berat badan per jam.
Suhu dibawah 25 oC konsumsi oksigen mencapai 1,2 mg/g
berat badan per jam.
Suhu 18 – 25 oC ikan masih bertahan hidup tetapi napsu
makannya menurun.
Suhu 12 – 18 oC mulai berbahaya bagi ikan.
Suhu di bawah 12 o C ikan bisa mati kedinginan.
Ikan bisa hidup normal pada suhu 30 – 35 oC.
Penggantian atau percampuran air merupakan salah cara
untuk yang dapat dilakukan untuk mengurangi pegaruh suhu air yang tinggi.
Pengukuran air dapat dilakukan dengan menggunakan alat
Aquamate Test dan thermometer. Menggunakan Aquamate test dilakukan dengan
pengambilan sampel air dari beberapa titik. Cara pengambilan sampel air untuk
dianalisa adalah sebagai berikut:
1. Siapkan
wadah dari botol plastik yang tertutup. Bisa digunakan bekal botol aqua. Tutup
botol diberi lubang sedikit untuk pemasukan air.
2. Masukkan
botol tersubut tersebut ke dalam dasar perairan atau kolam dengan diberi batu
pemberat yang telah diikat dengan tali. Batu pemberat dan botol dimasukkan
bersamaan. Pengambilan sampel bagian tengah kolam dibantu dengan kayu (seperti
orang memancing).
3. Setelah
botol penuh segera diangkat dan segera pula dilakukan analisa agar sampel air
tidak terkontaminasi dengan lingkungan.
4. Lakukan
analisa sampai 5 titik untuk keakuratan hasil. Misalnya di kolam analisa sampel
diambil di tiap sisi dan tengah kolam.
Pengukuran suhu menggunakan thermometer bisa dilakukan
langsung ke lokasi perairan. Analisa suhu pada bagian kolam dapat dilakukan
dengan langkah kerjanya sebagai berikut:
1. Thermometer
diikat dengan tali dengan diberi batu pemberat.
2. Masukkan
thermometer ke dalam dasar kolam.
3. Biarkan
thermometer terbenam di bagian dasar kolam selama 5 menit.
4. Angkat
thermometer segera lihat angka yang ditunjukan pada thermometer. Melihat angka
yang ditunjukan thermometer sebaiknya thermometer masih berada di dalam air.
5. Lakukan
pengukuran sampai 5 titik. Misalnya di kolam, analisa sampel diambil di tiap
sisi kolam dan di tengah kolam.
MENGANALISA KANDUNGAN
KARBONDIOKSIDA (CO2)
Karbondioksida (CO2) atau biasa disebut asam arang sangat
mudah larut dalam suatu larutan. Pada umumnya perairan alami mengandung
karbodioksida sebesar 2 mg/liter. Kandungan karbondioksida 5 mg/liter masih
dapat ditoleransi oleh hewan air. Kandungan karbondioksida lebih dari 10
mg/liter dapat menjadi racun karena keberadaanya dalam darah dapat menghambat
pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
Karbondioksida merupakan gas yang dibuthkan oleh
tumbuh-tumbuhan air renik maupun tumbuhan tingkat tinggi untuk melakukan
fotosintesis.
Keberadaan karbondioksida yang mudah larut menyaingi
oksigen maka kandungan karbondioksida yang tinggi akan memacu ikan untuk
bernapas lebih banyak dan membutuhkan energi yang banyak dan mengurangi
keaktifan untuk makan, artinya tingginya kandungan karbondioksida mengakibatkan
turunnya selera makan ikan.
Kandungan karbondioksida berbanding terbalik dengan
oksigen, artinya bila terjadi peningkatan kandungan karbondioksida maka kadar
oksigen dalam air menurun. Pada siang hari terjadi fotosintesis dalam air
membutuhkan karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Dengan demikian pada siang
hari terjadi kandungan oksigen lebih banyak dan kandungan karbondioksida
berkurang. Sebaliknya pada malam hari kandungan oksigen berkurang sedangkan
kandungan karbondioksida menjadi meningkat.
Cara mengukur kandungan karbondioksida adalah dengan
metoda titrasi yaitu Tetra Test CO2.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan
tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut.
2. Isilah
masing-masing 20 ml air yang akan diukur ke dalam 2 tabung reaksi.
3. Tempatkan
tabung reaksi yang telah diisi dengan air yang akan diukur secara berdekatan.
Tabung pertama dijadikan objek pengontrol, sedangkan tabung kedua sebagai bahan
pengontrolan.
4. Kocok
reagent 1 dan tambahkan 5 tetes ke dalam tabung kedua.
5. Tambahkan
reagent 2 dengan meneteskan setetes demi setetes sambil dikocok hingga warna
air menjadi pink. Hitung jumlah tetesan yang ditambahkan.
6. Konsentrasi
(kandungan CO2) dapat diketahui dengan mengalikan jumlah tetesan reagent 2
dengan angka 2. Satuan kadar dihitung dengan mg/liter. Misalnya jumlah tetesan
reagent 2 adalah 5 tetes, maka kandung karbondioksida dapat dihitung 5 x 2 = 10
mg/liter.
MENGUKUR KECERAHAN
AIR
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam
air dan dinyatakan dengan persen (%). Kecerahan air dipengauruhi oleh:
1. Benda-benda
halus yang disuspensikan seperti lumpur.
2. Adanya
jasad renik (plankton)
3. Warna
air
Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat
mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam
air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh dan yang paling
keruh.
Kekeruhan yang paling baik adalah kekeruhan yang
disebabkan oleh jasad renik atau plankton. Bila kekeruhan disebabkan oleh
plankton, maka kekeruhan mencerminkan jumlah individu plankton yaitu jasad
renik yang melayang dan selalu mengikuti gerak air. Kekeruhan karena suspensi
koloid tanah/lumpur, lebih-lebih hidroksida besi sangat berbahaya bagi biota
budidaya karena partikel tersebut dapat menempel pada insang sehingga ikan sangat terganggu.
Kecerahan yang baik bagi usaha budidaya ikan adalah 30-40
cm yang diukur menggunakan pinggan secchi. Bila kecerahan sudah mencapai
kedalaman kurang dari 25 cm, pergantian air sebaiknya dilakukan sebelum
fitoplankton mati berurutan yang diikuti dengan penurunan oksigen terlarut.
Kekeruhan dapat diukur dengan Nephelometer, Aquamate Test
dan menggunakan keping secchi (secchi disk) yang sekaligus juga untuk mengukur
kecerahan air.
Pengukuran kekeruhan dan kecerahan ini bisa juga
dilakukan dengan menggunakan talapak tangan. Langkah kerjanya sebagai berikut:
1. Celumkan
tangan ke dalam air dengan telapak tangan menghadap ke atas.
2. Ukur
sampai kedalaman berapa cm masih terlihat telapak.
3. Bila
kedalaman 25 cm tidak terlihat lagi artinya air terlalu keruh tidak bagus untuk
pemeliharaan ikan.
4. Bila
kedalaman 30-40 cm telapak tangan masih terlihat artinya air bagus dijadikan
tempat pemeliharaan ikan.
MENGANALISA AMONIA
Amonia dalam perairan dihasilkan dari:
1. Fases
ikan
2. Pakan
yang tidak dimakan ikan
3. Pelapukan
bahan organik di perairan
Amonia di air terdiri dari molekul NH4 yang tidak beracun
dan molkul NH3 yang beracun. Kandungan NH3 lebih banyak pada pH air yang
tinggi, oleh sebab itu makin tinggi pH air maka racun amonia makin meningkat.
Selain itu kandungan amonia dalam dipengaruhi juga oleh salinitas, kandungan
oksigen dan suhu air.
Adanya amonia dalam air akan mempengaruhi pertumbuhan
biota budidaya. Pengaruh langsung dari kadar aminia tinggi yang belum mematikan
ialah rusaknya jaringan insang, dimana lempeng insang membengkak sehingga
ungsinya sebagai alat pernapasan akan terganggu.
Mmonia-Selective, Metode gas khromatografi dan Metode
titrasi. Pemilihan metode tergantung kandungan amonia pada air yang akan
dianalisa.
Metode yang sering digukan adalah metode titrasi, yang sering
digunakan pada kandungan amonia 5 ppm. Metode ini menggunakan bahan Tetra Test
NH3, dengan langkah kerja sebagai berikut:
1. Bersihkan
tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut.
2. Isi
tabung test sampai dasar mencapai 5 ml/cc (temperatur air yang akan ditest
harus 20-30 oC.
3. Botol
tabung harus dijaga agar tetap tegak. Tambahkan 14 tetes dari botol 1 pada
tabung dan kocok dengan baik. Kemudian tambahkan lagi 7 tetes lagi dengan botol
2 (reagent 3 dan dikocok untuk terakhir)
4. Tunggu
sampai 20 menit (suhu kamar) dan cocokkan warnanya pada skala secara seksama.
Perhatikan warna yang mendekati, kemudian bacalah pada daftar nilai/kadar
amonia
MENGANALISA NITRIT
Nitrit (NH2) merapakan zat beracun terhadap ikan karena
nitrit mengoksidari zat besi (Fe) di dalam haemeglobin (darah) sehingga
penyerapan oksigen oleh darah berkurang. Gangguan nitrit dalam perairan
disebabkan oleh perubahan terlalu cepat dari nitrit menjadi nitrat dan dari
amonia menjadi nitrit.
Metode analisa kandungan nitrit adalah dengan metode
titrasi dengan menggunakan Tetra Test NO2. Langkah kerjanya adalah sebagai
berikut:
1. Bersihkan
tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung tersebut
2. Isi
air ke dalam tabung reaksi hingga volume 5 cc.
3. Kocok
dulu reagent 1, kemudian teteskan 7 tetes ke dalam tabung sambil dikocok
secara teratur.
4. Setelah
10 detik tambahkan reagent 2 sambil dikocok. Dalam waktu 2-5 menit warna air akan berubah
menjadi warna tertentu sesuai dengan kandungan nitrit dari air yang sedang
diukur.
5. Bandingkan
warna air dengan warna-warna yang
tertera pada dinding kemasan, kemudian akan deketahui nilai (kadar)
nitrit dalam air.
MENGANALISA WARNA AIR
Warna yang timbul pada perairan disebabkan oleh beberapa
fakor, yaitu:
1. Hadirnya
beberapa jenis plankton
2. Larutan
tersuspensi
3. Dekomposisi
bahan organik
4. Pencemaran
oleh bahan limbah
Warna hijau muda disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella
keduanya termasuk jenis fitoplankton dari Chlorophyta (alga hijau). Terkadang
juga disebakan oleh Chatomorpha dan Enteromorpha yang bentuknya seperti benang.
Warna hijau tua disebabkan oleh Cyanophyta (alga biru)
yang dikenal dengan blue green algae. Jenis yang sering ditemukan adalah
Mycrocystis, Spirulina, Oscillatoria dan Pharmidium. Warna hijau menandakan
perairan banyak mengandung bahan organik. Warna hijau tua walaupun banyak
mengadung bahan organik tetapi dikuatirkan ikan akan mudah terserang penyakit.
Bahan organik bisa menjadi tempat bersarangnya bibit penyakit. Selain itu
kandungan amonia dan hidrogen sulfida meningkat yang bisa mengakibatkan
kematian massal pada ikan.
Warna kuning kecoklatan disebabkan oleh adanya
fitoplankton jenis Chyssophyta. Banyak ditemukan Chaetoceros, Nitzchia,
Gyrosigma dan Skleletoma atau biasa disebut diatom.
Warna hijau kecoklatan disebabkan diatom dari kelas
Bacillariophyta dan beberapa fitiplankton lain. Berdasarkan pengalaman warna
hijau kecoklatan sangat cocok untuk pembesaran udang. Air ini banyak mengandung
fitoplankton sebagai bahan makanan zooplankton. Zooplankton merupakan bahan
pakan lami yang disukai oleh benur udang.
Warna coklat kemerahan pada air disebabkan oleh Peridinium dan
Schizothrix calcicolla, jenis Phytoflagellata atau alga biru yang berbahaya
karena beracun. Jenis Schizothrix calcocolla dapat mengeluarkan endotoksin yang
menyebabkan penyakit hemocytic enteritis. Udang yang makan alga tersebut
menderita kerusakan lapisan lendir-ephitel pada perut bagian tengah dan
jaringan kelenjar perut.
Warna air keruh disebabkan oleh partikel tanah. Apabila
jumlahnya terlalu banyak bisa mengganggu penglihatan ikan.
Ada 4 metode yang sering digunakan untuk menenukan warna
air, yaitu:
1. Cara
perbandingan visual
2. Spektrofotometri
3. Tristimulus
filter
4. ADMI
(American Dye Manufacturers Institut)
Metode komparansi visual sering digunakan di lapangan
karena mudah. Metode komparansi visual mempunyai prinsip membandingkan warna
air dari contoh dengan warna campuran dari larutan CoCl6 dan larutan KP1Cl6
analisa kwalitas air, materi budidaya perikanan, air tawar
mana RPPnya
BalasHapus